welcome

welcome

Selasa, 09 Juni 2015

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik


  1. Factor Internal
Yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian factor internal bisa dibagi menjadi 2 macam factor pisik dan factor psikis.
  1. Factor fisik
Di dunia ini orang mempunyai bentuk tubuh yang bermacam – macam. Ada yang tinggi ceking, ada yang pendek gemuk, dan ada yang sedang antara tinggi dan besar badanya. Sudah jelas, masing - masing mempunyai pengaruh tersendiri bagi perkembangan seorang anak.
  1. Factor psikis
Dalam hal kejiwaan, ada anak periang, sehingga banyak pergaulan. Akan tetapi ada pula yang selalu tampak murung, pendiam, mudah tersinggung karenanya suka menyendiri. Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis.Untuk mampu mempetimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.

  1. Factor Eksternal
Yaitu hal – hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungan. Factor eksternal dibagi menjadi 6 macam : factor biologis, physis, ekonomis, cultural, edukatif, dan religious.
a.       Factor biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah factor yang berkaitan dengan   keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya: Factor ini wujudnya berupa pengaruh yang datang pertama kali dari pihak ibu dan ayah.
b.      Factor phyis
Maksudnya adalah pengaruh yang datang dari lingkungan geografis, seperti iklim keadaan alam, tingkat kesuburan tanah, jalur komunikasi dengan daerah lain, dsb. Semua ini jelas membawa dampak masing – masing terhadap perkembangan anak – anak yang lahir dan dibesarkan disana.
c.       Factor ekonomis
Dalam proses perkembanganya. Betapapun ukuranya bervariasi, seorang anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk makan dan minum dirumah, tetapi juga untuk mebeli alat – alat sekolah. Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu. “ia anak siapa”.
Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya. Dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi “terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan normanya sendiri.
d.      Factor cultural
Di Indonesia ini saja dari aceh sampai Irian jaya, jika dihitung ada berpuluh bahkan beratus kelompok masyarakat yang masing – masing mempunyai kultur, budaya, adat istiadat, dan tradisi tersendiri, dan hal ini jelas berpengaruh terhadap perkemangan anak – anak.
e.       Factor educatif
Pendidikan tak dapat disangkal mempunyai pengaruh terhadap perkembangan anak manusia. Malah karena sifatnya berencana dan sering kali diusahakan secara teratur, faktor pendidikan ini relatif paling besar pengaruhnya disbanding factor yang lain manapun juga. Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang.
Pendidikan dalam arti luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat, dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan(sekolah). Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat, tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa. Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
f.       Factor religious
Sebagai contoh seorang anak kyai, sudah pasti ia akan berebeda dengan anak lain yang tidak menjadi kyai, yang sekedar terhitung orang beragama, lebih – lebih yang memang tidak beragama sama sekali, ini adalah soal perkembangan pula, menyangkut proses terbentunya prilaku seorang anak dengan agama sebagai faktor penting yang mempengaruhinya.
g.      Factor keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga
h.      Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan sosial  anak. Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan intelektual tinggi.

Aliran – Aliran Yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
  1. Aliran Nativisme
            Native, artinya mengenai kelahiran atau pembawaaan, jadi aliran nativisme adalah paham yang menitikberatkan pentingnya factor dasar yang dibawa sejak lahir, Menurutnya perkembangan-perkembangan individu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor–factor yang dibawa sejak lahir. Dengan demikian, menurut aliran itu keberhasilan belajar ditentukan oleh individu itu sendiri
Para pendukung nativisme, biasanya mempertahankan kebenaran pandangan tersebut, yaitu dengan menunjuk berbagai kesamaan atau kemiripan antara pihak orang tua dengan anak – anaknya. Kata mereka : kalau ayahnya ahli musik maka anaknya ahli musik pula, anak pelukis akhirnya menjadi pelukis, anak pelayan demikian juga, bahkan anak penjahat akan cenderung jahat pula kelakuanya. Pepatah jawa menyatakan : “Kacang mongso ninggalno lanjaran” . Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Sopenhauer (1788 - 1860) seorang filsuf jerman. Aliran filsafat nativisme konon dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.
  1. Aliran Empirisme
            Emperis berarti “pengalaman”. Maka emperisme maksudnya adalah: aliran yang mengutamakan peranan faktor pengalaman, lingkungan, pendidikan, dan tidak mengakui peranan factor dasar atau pembawaan sejak lahir.
Menurut kaum empiris, perkembangan individu itu semata – mata dimungkinkan dan ditentukan oleh factor lingkungan, sedang factor pembawaan tidak memainkan peranan sama sekali. Tokoh utama aliran empirisme adalah John Locke (1632 -1704), seorang yang terkenal menganggap pendidikan sebagai “maha kuasa” untuk mencetak manusia macam apa saja yang dicita - citakan. Sehingga tak ayal lagi sebagai hujjah untuk membenarkan pandangannya, pengikut aliran ini menunjuk pada pendidikan dengan segala fasilitas yang tersedia, dalam menciptakan orang - orang besar caliber dunia.
  1. Aliran konvergensi
            Dalam bahasa inggris converge artinya memusatkan pada satu titik, atau bertemu . Maka bisa diartikan, konvergensi adalah ’’titik pertemuan” Agaknya memang benar oleh karena kehadiran aliran ini telah mempertemukan dua pandangan ekstrim, natifisme dan emperisme. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stern (1871 - 1938), sleorang filsuf dan psikolog Jerman, mengatakan bahwa perkembangan individu itu dimungkinkan dan dipengaruhi oleh dua factor, pembawaan dan lingkungan keduanya sama – sama penting, dan bisa diingkari satu oleh factor yang lain. Dengan pembawaan saja tanpa lingkungan, anak manusia tidak akan berkembang. Sebaliknya lingkungan saja tanpa pembawaan, ini juga tidak mungkin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar